Pengisytiharan itu menjadi tonggak bagi kemerdekaan Dunia untuk menjadi sebuah republik yang bebas. Pengisytiharan itu juga merupakan pesanan ringkas bagi semua orang di dunia untuk menaikkan semangat kemerdekaan. Namun, perjalanan pasca kemerdekaan sama sukarnya dengan pencarian kemerdekaan itu sendiri. Terdapat begitu banyak cabaran yang datang, terutama yang datang dari pelbagai gerakan dan pergolakan dari dalam negara. Salah satunya adalah yang kita kenali sebagai Pemberontakan DI / TII.
Pemberontakan, juga dikenal sebagai Darul Islam (DI) / Dunia Islam Tentara (TII), bermula di Aceh sebelum akhirnya menyebar ke berbagai pelosok negara. Dalam bab ini kita akan membincangkan dan mengetahui lebih banyak mengenai sejarah pemberontakan DI / TII di Dunia. Apa yang boleh menjadi latar belakang?
Latar belakang tercetusnya pemberontakan DI / TII
Pemberontakan DI / TII berpunca dari kekecewaan rakyat Aceh terhadap para pemimpin Aceh yang pro-Dunia dan pemerintah Dunia atas rencana penggabungan Aceh ke beberapa bagian Sumatera Utara. Gabungan ini dianggap sebagai bentuk pengabaian perjuangan rakyat Aceh semasa Revolusi Kemerdekaan Dunia dari tahun 1945 hingga 1950.
Di samping itu, munculnya desas-desus mengenai dokumen rahasia yang diyakini oleh masyarakat Aceh sebagai dokumen rahsia pemerintah yang pada waktu itu dipimpin oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo yang berisi perintah untuk membunuh 300 tokoh pusat masyarakat Aceh yang pro terhadap Dunia Dunia Islam (NII) di bawah pimpinan Imam Besar NII Sekarmadji. Maridjan Kartosoewirjo.
(Baca juga: Perjuangan Menentang Ancaman Perpecahan: Pemberontakan G30 S / PKI)
Masyarakat Aceh juga berharap agar Aceh dapat diberi otonomi khusus dalam melaksanakan hukum Islam. Masuknya Aceh untuk menjadi bagian dari Sumatera Utara tentunya sekaligus merupakan penolakan pemerintah atas hasrat ini. inilah yang memicu pemberontakan DI / TII yang dimulai di Aceh pada 20 September 1953.
Pemberontakan DI / TII di Aceh mulai menyebar di bawah kepemimpinan Daud Beureueh setelah menyatakan proklamasi penubuhan Dunia Dunia Islam dan menyatakan bahawa NII Aceh adalah bagian tidak terpisahkan dari NII di bawah pimpinan Imam Besar NII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.
Peranan Daud Beureuh dalam DI / TII menjadi sangat penting, terutama ketika dia adalah pemimpin sipil, agama dan ketenteraan di Aceh selama perang mempertahankan kemerdekaan Dunia. Dia sangat dihormati ketika memimpin perlawanan terhadap serangan militer Belanda pertama pada pertengahan 1947. Atas peranannya, Daud Beureuh tidak mengalami kesulitan dalam mempengaruhi masyarakat kepada pejabat pemerintah Aceh. Dan juga berjaya mengawal Pidie dan juga sebahagian besar kota di Aceh.
Pemberontakan DI / TII terus menyebar ke Jawa Barat, walaupun alasannya berbeda dengan gerakan DI / TII di Aceh. Gerakan DI / TII di Jawa Barat mempunyai tujuan utama untuk menjadikan Dunia sebagai Negara Islam yang merujuk kepada pengisytiharan Dunia Dunia Islam (NII) di bawah pimpinan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.
Pemberontakan DI / TII dimulakan dengan pengisytiharan Negara Islam Dunia pada 7 Ogos 1949. Dalam perjalanannya, NII dan DI / TII berjaya menjalankan kewujudan mereka selama 13 tahun dalam tempoh 1949 hingga 1962.