Puisi Rakyat: Definisi, Karakteristik, dan Jenis

Puisi adalah karya sastera dengan bahasa yang ringkas, dipendekkan, dan diberi irama dengan suara yang mantap dan pilihan kata. Salah satu jenis puisi yang banyak diedarkan dalam masyarakat Dunia adalah puisi rakyat. Apa itu puisi rakyat dan apa ciri dan jenisnya? Mari lihat penjelasannya, mari kita pergi!

Puisi rakyat adalah sastera rakyat yang diwarisi dari nenek moyang yang mempunyai nilai dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Puisi ini adalah jenis puisi lama, sehingga terikat pada struktur dan ciri baik dari segi suku kata panjang dan pendek, tekanan suara yang lemah, dan sajak dan isi.

Dalam puisi rakyat ini, terdapat beberapa ciri khas yang membezakannya dengan puisi lain secara umum, iaitu puisi rakyat yang namanya tidak diketahui, penyebarannya dari mulut ke mulut menjadi sastera lisan, dan sangat terikat dengan peraturan seperti jumlah baris per ayat, jumlah suku kata dan sajak.

Selain itu, ada beberapa peraturan yang ada dalam puisi lama, termasuk jumlah kata dalam 1 baris, jumlah baris dalam 1 bait, sajak (sajak), banyak suku kata per baris, dan irama.

(Baca juga: Perkara yang Perlu Diperhatikan dalam Membaca Puisi)

Berdasarkan peraturan ini, terdapat beberapa jenis puisi rakyat, termasuk pantun, syair dan gurindam. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai tiga jenis puisi, berikut adalah penjelasan:

Pantun

Pantun adalah bentuk puisi Dunia (malay) yang terdiri dari sampiran da nisi, setiap bait biasanya terdiri dari empat baris yang menyusun puisi. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai daerah, di mana dalam bahasa Tagalog disebut menonton, dalam bahasa Jawa disebut pedoman.

Contoh: pisang emas dibawa belayar (a), masak biji dalam peti (b), hutang emas boleh dibayar (a), hutang syukur dibawa mati (b).

Puisi

Perkataan syair berasal dari bahasa Arab "syu'ur" yang bermaksud perasaan. Puisi umumnya ditulis untuk menceritakan sesuatu, puisi mempunyai banyak ayat. Jenis puisi adalah puisi agama, puisi kiasan, puisi romantis, dan puisi sejarah.

Contohnya: semua manusia mati (a), baik petani dan menteri (a), mari kita renungkan diri kita sendiri (a), supaya kita tidak kehilangan wang (a).

Gurindam

Jenis puisi rakyat yang terakhir adalah gurindam. Ini adalah bentuk puisi lama dan mempunyai pengaruh sastera Hindu. Guridam terdiri dari dua bait dan setiap bait terdiri dari dua baris, yang mempunyai sajak aa. Pada pandangan pertama, guridam kelihatan sama dengan karmina atau pantun kilat tetapi pada baris pertama guridam adalah sebab atau keadaan sementara baris kedua adalah kesan atau tujuan dan umumnya digunakan untuk menyampaikan nasihat.

Contoh: belajar, jangan ditangguhkan (masalah), kerana anda tidak akan kembali muda (jawapan), jika anda terus menunda (sebab), peluang (kesan) yang berharga akan hilang.